Selasa, 20 November 2007

Cheat Games #3

WARCRAFT 3

Tekan [ENTER] saat sedang main, lalu ketikkan kode dibawah.
Jika sukses akan muncul tulisan "CHEAT ENABLED".

Code Result
---------------------------------------------------------------
WarpTen - Bangun unit dan bangunan lebih cepet
IocainePowder - Cepet mati
WhosYourDaddy - God mode
KeyserSoze [jumlah] - Dapet X Gold
LeafitToMe [jumlah] - Dapet X Lumber
GreedIsGood [jumlah] - Dapet X Gold and Lumber
PointBreak - gak pake food limit
ThereIsNoSpoon - Mana tak terbatas
StrengthAndHonor - Gak ada yang namanya kalah
SomebodySetUpUsThBomb - Langsung kalah (nyerah)
AllYourBaseAreBelongToUs - Langsung menang (curang ^_^)
WhoIsJohnGalt - Enable research
SharpAndShiny - Research upgrades
IseeDeadPeople - Ngilangin kabut
Synergy - Disable tech tree requirements
RiseAndShine - Jadiin subuh
LightsOut - Jadiin malem
whosyourdaddy -Sekali serang mati n HP tak terbatas
daylightsavings 18:00 - Set time of day to 18:00


Sori kalo agak berantakan, soalnya gw lagi buru-buru banget. Thanks

Created by **M@n14C**

pAcaRan Enak G??????


Bicara pacaran bagi para remaja memang selalu asyik. Di saat hormon mereka sedang banyak-banyaknya dihasilkan, di saat mereka jatuh cinta untuk yang pertama kali. Di saat mereka, mulai merasa membutuhkan orang lain, sebagai pendamping hidup mereka. Dan, masalah cinta dan pacaran ini tidak hanya asyik di kalangan remaja biasa. Anak gaul yang awam. Namun, juga para aktivis muda yang masih ABG (aktivis baru ghirah).
Saya tidak tahu sejarah munculnya kata pacaran pertama kali. Yang jelas, di antara banyak sekali pemakaian kata pacaran, boleh lah kalo diambil satu definisi yang kira-kira bisa mewakili arti pacaran. Pacaran, adalah hubungan antara laki-laki dan perempuan yang belum menikah, dalam rangka menuju pernikahan. Kira-kira begitu. Pernah anda dengar orang pacaran sesudah menikah? Pernah ya? Kalo gitu, itu pasti pas pacaran dengan calon istri keduanya. Ato kalo nggak sih, paling kata-kata ganjil dari Kang Salim di buku pertamanya. Umumnya, kalo orang nyebut pacaran, ya pasangan tersebut belum nikah.
Pemuda Islam memang sensitif terhadap pacaran ini, apalagi aktivis dakwah. Banyak di antara mereka coba menghindari pacaran. Lebih banyak lagi yang mengharamkannya secara total, dan menolaknya. Bahkan, ada yang lebih ekstrem lagi. Sampai-sampai, seolah-olah mereka mengatakan, mencintai adalah sebuah dosa. Ya, maksudnya cinta asmara. Bukan sekedar cinta secara umum. Gimana nggak? Wong ketika mereka merasa jatuh cinta, yang mereka lakukan kemudian adalah banyak-banyak beribadah dan berpuasa, kemudian banyak-banyak bertobat kepada Allah. Banyak tobatnya sih baik, tapi kalo dilakukan gara-gara jatuh cinta, apa hubungannya coba? Allah khan yang bikin kita jatuh cinta? Masak kita bertobat atas apa yang Allah lakukan? Kita kan nggak punya kuasa atas apa yang Allah lakukan. Kalo saya sih, nyante aja. Amare Non Est Pecatum.
Lalu, gimana sebenarnya status hukum pacaran ini? Kalo dilakukan dengan cara yang haram, ya pacaran itu haram. Kalo nggak dilakukan dengan cara yang haram, ya nggak haram. Sebenarnya, kalo masalah status hukum pacaran ini, sudah banyak yang membahas. Saya sarankan anda membaca artikel teman saya yang berjudul,
Tak Ada Pacaran Islami (Between Myth and Fact)”. Kalo di blog ini anda melihat ada kategori “Tulisan Luar”, coba deh cari di situ. Barangkali ada. Kesimpulannya gini. Pacaran khan sebuah fenomena budaya yang asing, yang tidak dikenal di zaman Rasulullah. Jadi, kalo dikatakan Pacaran Islami, maka sifat Islami itulah yang membatasi bentuk dari pacaran itu sendiri. Seperti juga kata-kata, Fashion Show Islami, Cerpen Islami, Sinetron Islami, Perbankan Islami, dan lain-lain. Semua kata tadi khan belum ada di zaman Rasulullah.Sebenarnya, kalo ngomong pacaran itu sendiri, bagi saya itu hal yang sudah basi. Hal yang tidak menarik lagi untuk dibicarakan. Memang sih, waktu di SMA dulu, kami pernah diskusi sangat rame masalah pacaran ini. Sampe-sampe, wakil ketua ROHIS turun tangan untuk menyelesaikan masalah ini. Sebenarnya bukan menyelesaikan sih, tapi ikut berdebat dengan kakak-kakak kami promotor pacaran islami yang aneh. Nah, kalo wakil ketua ROHIS mendebat, kang Salim yang waktu itu masih kelas tiga SMA, ikut menimpali lewat tulisan. Mungkin saja, gara-gara diskusi kami yang sangat rame itu, akhirnya kang Salim mengeluarkan buku pertamanya dengan judul yang ganjil, Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan.
Empat tahun berlalu, suatu saat kakak kami sang promotor pacaran islami ngomong pada saya. Dia salah seorang anggota FLP. Katanya, di FLP sedang rame-ramenya diskusi masalah pacaran ini. Lagi? Dalam hati saya berfikir begitu. Saya bertanya sama dia, “Eh, ngapain lagi ngurusin diskusi beginner model beginian. Yang lebih bermutu dong!”. Dia menjawab, “Saya sedang melakukan pemanasan. Saya khan sudah lama nggak diskusi, jadi ibaratnya levelnya kembali jadi beginner”. Saya jadi berfikir, kasihan juga ni anak yang diajak diskusi. Cuman jadi sparring partner doang. Ya, tentu saja pertarungan jadi nggak seimbang. Wong, semua amunisi yang dipake empat tahun lalu masih tersimpan dengan baik di harddisk komputernya.
Itu kalo di FLP. Lain halnya ketika dua tahun yang lalu saya mencoba memancing mentoran saya (kalo bos Handa nyebutnya mentee) masalah pacaran ini. Eh, dengan cepat mereka menjawab, “Ya kami faham. Itu tergantung definisi pacaran khan. Kalo pacaran itu adalah bakso, maka makan pacaran itu halal dan enak”. Ternyata mereka pintar juga. Padahal, waktu kami kelas dua dulu, kami diskusi rame dulu baru bisa mencapai penyelesaian. Wah, jaman memang sudah berubah. Tapi, yang saya heran, ketika saya udah mahasiswa yang lumayan tua kayak gini, eh, masih ada mahasiswa seangkatan saya yang belum faham masalah pacaran ini. Ya, mudah-mudahan dia juga semakin mengenal lingkungan diskusi yang baik deh. Soalnya, kritis itu sangat baik. Apalagi kalo digunakan secara benar. Nggak boleh dong, orang sudah masuk Jogja nggak paham Madzhab Jogja.